TUGAS KELOMPOK KM 3 BOEING AIRCRAFT

Posted in: Team Assignments by firzan on January 4, 2010

  • Pengumpulan bagian 3 : Minggu 9
    • Bagaimana keberhasilan organizational learning dan networking dalam menunjang atau hasil dari implementasi KM di organisasi
    • Berikan gambaran umum seperti apa bentuk dashboard knowledge management untuk lini-lini yang ada diperusahaan tersebut. (dengan gambar yang mendukung akan lebih baik)
    • Apa saja nilai-nilai KM dan pembelajaran yang didapat dari kasus yang ada

Kasus:

Boeing – Philip Condit and the Boeing 777

  • Aircraft Industry
  • From design and development to production and sales

Jawaban.

Poin 1.

Keberhasilan penerapan organizational learning dan networking dalam menunjang atau hasil dari implementasi KM di Boeing bisa dikatakan cukup baik. Ini dapat terlihat dari budaya knowledge sharing yang terlaksana dengan baik, terutama pada proyek 777. Pimpinan Boeing selalu memotivasi para karyawannya dari semua tingkatan agar berani berbicara, menyampaikan pendapat atau saran, serta ikut berperan dalam pengambilan keputusan sehingga tercipta proses organizational learning pada setiap karyawan. Cara ini merupakan salah satu kunci sukses Boeing pada proyek 777.

Keberhasilan networking dalam menunjang implementasi KM di Boeing juga diperlihatkan pada proyek 777. Pesawat 777 adalah pesawat Boeing pertama yang dirancang seluruhnya secara terkomputerisasi melalui sistem Catia yang menghubungkan antar anggota tim proyek. Dalam Program 777, dua belas perusahaan yang berlokasi di 10 negara, dan 18 perusahaan amerika yang berlokasi di 12 negara bagian, dikontrak oleh Boeing untuk membantu produksi 777. Dalam pelaksanaan Knowledge Acquisition tersebut, dukungan infrastruktur networking terimplementasi dengan cukup baik sehingga mampu membantu kelancaran proyek 777 dengan maksimal.

Poin 2.

Dashboard Knowledge Management pada Boeing adalah suatu Corporate Portal yang menyediakan semua informasi knowledge di dalam perusahaan.

Untuk lini level bawah, sebuah Corporate Portal berguna untuk menampilkan informasi informasi mengenai target, deadline, hingga perancangan dan proses perakitan pesawat pada proyek 777. Knowledge ini akan sangat berguna dalam pengembangan proyek agar berjalan lancar sesuai rencana.

Pada lini manajerial tingkat menengah, Corporate Portal dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bahan laporan untuk diberikan kepada Pimpinan tingkat atas sebagai pengambil keputusan. Para manajer menengah pun dapat menyebarkan knowledge yang bermanfaat bagi perusahaan dengan lebih terbuka melalui Corporate Portal.

Untuk lini Eksekutif tingkat atas, Corporate Portal dapat sangat berguna sebagai salah satu sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan. Melalui Corporate Portal ini pula, para pimpinan dapat berbagi knowledge kepada seluruh karyawan mengenai pencapaian, posisi, kondisi, hingga keadaan perusahaan terhadap para pesaingnya di dunia industri. Penyebaran knowledge seperti ini dapat mengembangkan kreativitas para karyawan sehingga mampu memberikan kontribusi maksimal kepada Boeing.

Poin 3

Nilai KM dan pembelajaran yang didapat dari kasus Boeing antara lain:

1.   Perlunya budaya keterbukaan dan Knowledge Sharing dalam suatu perusahaan.

Pada proyek 777, terbukti bahwa dengan gaya santai dan saling terbuka antar pimpinan seperti pada “Muffin Meeting”, semangat kerja dapat meningkat sehingga dapat meningkatkan pula produktivitas kerja.

2.  Pentingnya Memotivasi para karyawan perusahaan.

Manajer boeing mendorong para pekerja dari setiap tingkatan untuk berbicara, memberikan saran, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Ini dapat meningkatkan kemampuan para karyawan dan memaksimalkan potensi yang ada pada setiap karyawan.

Tags:

TUGAS KELOMPOK KM 2 – BOEING AIRCRAFT COMPANY

Posted in: Team Assignments by firzan on January 2, 2010

1. Knowledge Yang Penting Bagi Perusahaan dan Dasarnya.

Beberapa knowledge yang penting bagi Boeing adalah:

Perancangan pesawat komersial yang lebih memenuhi kebutuhan dan selera pelanggan dibanding rancangan pabrikan lain (termasuk Airbus, pesaingnya dalam permainan duopoli industri pesawat).

Strategi-strategi dalam menjalankan bisnis inti yang sehat, kekuatan leverage (kemampuan melakukan lebih banyak hal dengan sumber daya yang lebih sedikit) terhadap produk dan jasa baru serta membuka wilayah/pasar yang baru serta potensial.

Penerapan budaya Sharing Knowledge dan peran serta karyawan dalam pengambilan keputusan di lingkungan perusahaan yang terintegrasi melalui proyek Boeing 777.

I. Perancangan Pesawat.

Seperti diketahui, salah satu kunci dalam memenangkan persaingan industri adalah dengan menarik lebih banyak pelanggan melalui produk yang dihasilkan. Untuk menarik lebih banyak pelanggan, perusahaan perlu memahami apa yang dicari dan dibutuhkan para pelanggan, untuk kemudian menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan pasar. Berdasarkan pada kenyataan tersebut, salah satu Knowledge yang penting bagi Boeing adalah Knowledge pada penciptaan produk, dalam hal ini pesawat terbang. Pesawat buatan Boeing terbukti dapat menarik lebih banyak pelanggan dibanding pesawat buatan perusahaan lain. Boeing mengembangkan model-model yang sukses di pasaran yaitu Boeing 737, Boeing 757, dan Boeing 767 pada tahun 1990-an. Kesemuanya itu menghasilkan keuntungan yang luar biasa bagi Boeing hingga pada tahun 1995 Boeing mulai mengenalkan Boeing 777 yang menjadikan Boeing sebagai produsen pesawat jet komersial yang paling berhasil.

Kunci efisiensi dari model 777 adalah pada sayapnya. Sayap 777 sangat panjang dan kurus sehingga cukup kuat untuk mendukung model pesawat yang jauh diperbesar. Boeing 777 adalah pesawat pertama yang dirancang sepenuhnya oleh komputer.

Selama fase desain 777, lima orang wakil presiden bertemu secara teratur setiap selasa pagi dalam sebuah rapat kecil di markas perusahaan di Seattle, WA. Dari hasil itulah banyak pendapatan yang masuk dari layanan Boeing 777 karena banyaknya fitur yang dimasukkan dalam desain 777 sehingga memperoleh 3 pencapaian program yaitu interior pesawat, desain pesawat dan manufaktur pesawat.

Knowledge perancangan pesawat pada Boeing ini termasuk knowledge yang penting untuk terus dijaga dan dikembangkan agar tetap bisa menjaga keunggulan atas pesaingnya.

II. Strategi Menjalankan Bisnis.

Dalam menjalankan bisnisnya, Boeing menerapkan strategi kekuatan leverage, yaitu kemampuan melakukan lebih banyak hal dengan sumber daya yang lebih sedikit. Contohnya adalah pada produksi pertama Jet Boeing 707 pada tahun 1958. Hanya dengan bantuan pemerintah, Boeing mampu membuat pesawat yang menjadi terobosan besar dalam sejarah penerbangan komersial, sehingga dijadikan landasan dalam mempertahankan model jet berikutnya.

Boeing juga menerapkan strategi untuk membuka wilayah ataupun pasar yang baru dan potensial. Pengembangan Boeing 707 pun diproduksi menjadi 2 jenis pesawat jet, yaitu untuk kepentingan militer dan penerbangan komersial.

Dalam memproduksi produk barunya, perusahaan ini cukup berani mengambil resiko untuk dipertaruhkan. Seperti pada proyek pengembangan Boeing 747 misalnya. Pengembangan 747 dipertaruhkan oleh Boeing dengan menginvestasikan hampir seluruh total kekayaan Boeing dalam proyek 747 tersebut. Hal ini menjadikan Boeing berada di ambang kebangkrutan. Dalam jangka panjang, investasi besar-besaran Boeing terhadap 747-nya ternyata menuai keuntungan yang luar biasa dan memaksa pesaingnya yaitu Lockheed dan McDonnel Douglass tertinggal jauh dibelakang dan akhirnya mundur dari persaingan.

Pada tahun 1997, Boeing menjalankan strategi akuisi untuk memperkuat posisi bisnisnya dengan membeli McDonnell Douglas seharga USD 14 milyar sehingga menjadikan Boeing sebagai produsen pesawat terbang terbesar di dunia.

Strategi-strategi menjalankan bisnis seperti ini merupakan knowledge penting bagi Boeing dalam menjaga perusahaan untuk tetap eksis dan bahkan untuk memenangi persaingan di industri pembuatan pesawat terbang.

III. Penerapan Budaya Sharing Knowledge dan Gagasan.

Penerapan knowledge ini dimulai ketika Boeing mengerjakan proyek 777 yang merupakan proyek terbesar setelah proyek 747. Pada proyek 777, para manajer Boeing selalu memotivasi para pekerjanya dari semua tingkatan agar berani berbicara, menyampaikan pendapat atau saran, serta ikut berperan dalam pengambilan keputusan.

Tim yang bertanggung jawab atas proyek 777 terdiri dari sekelompok 5 wakil presiden yang dipimpin oleh Condit. Selama tahap perancangan 777, Para pimpinan Boeing mengadakan pertemuan setiap minggunya yang disebut ”Muffin Meeting”. Dalam pertemuan ini tidak ada susunan agenda, pembatasan waktu, ataupun pemungutan suara. Pertemuan ini diadakan untuk mendiskusikan masalah project 777 dengan dipimpin oleh Condit sendiri secara informal, dan mempersilakan setiap pimpinan untuk  mengungkapkan ide masing-masing. Dengan gaya santai dan saling terbuka antar pimpinan seperti ini, Condit percaya bahwa semangat kerja dapat meningkat sehingga dapat meningkatkan pula produktivitas kerja.

Knowledge pada gaya kepemimpinan dan manajemen Boeing ini juga termasuk knowledge penting yang perlu dipelihara serta dikembangkan demi peningkatan produktivitas secara konsisten.

2. Aspek Pengaruh Lintas Budaya Dalam Perusahaan.

Setelah Boeing mengakuisisi McDonnell-Douglas pada tahun 1997 menjadikan Boeing sebagai perusahaan manufaktur pesawat terbang sipil komersial terbesar di dunia mengalahkan rival utamanya dalam industri sejenis yaitu Airbus.

Dalam hal tersebut tidak terdapat pengaruh lintas budaya dikarenakan baik Boeing maupun McDonnell-Douglass berasal dari negara yang sama yaitu Amerika Serikat dan tentu saja McDonnell-Douglass yang beradaptasi dengan budaya kerja Boeing dikarenakan McDonnell-Douglass di beli oleh Boeing bukan merger dengan Boeing sehingga Boeing memegang peran besar dalam pengaturan perusahaan dan manajerialnya.

Sharing KM dalam Boeing di mulai dengan memberdayakan para karyawan Boeing untuk turut serta berperan menyumbangkan kontribusinya dalam membangun mega proyek 777 dan pada akhirnya kontribusi mereka berhasil dengan luar biasa yang dapat dilihat dari revenue penjualan Boeing 777 mengalahkan rival sejawat Boeing yaitu Airbus.

Tags:

TUGAS KELOMPOK KM 1 – BOEING AIRCRAFT COMPANY

Posted in: Team Assignments by firzan on January 2, 2010

1. Latar Belakang Perusahaan Pesawat Terbang Boeing.

Pembuatan pesawat komersial merupakan industri beresiko yang sangat besar dimana kegagalan tidak termasuk dalam pengecualian. Jumlah pembuat pesawat jet komersial yang semula ada 4 pada awal tahun 1980 (Boeing, McDonnell Douglass, Airbus dan Lockheed) berkurang menjadi 2 yaitu Boeing dan Airbus yang memainkan duopoli dalam pembuat pesawat jet komersial.

Sejarah perusahaan Boeing dapat dibagi menjadi dua periode berbeda yaitu era piston dan the let age. Pada era piston, Boeing memproduksi pesawat-pesawat militer/tempur yang digunakan pada tahun 1920-an dan 1930-an dan pesawat pembom selama perang dunia II. Selama jet age yang dimulai sejak tahun 1950-an Boeing telah menjelma menjadi produsen pesawat komersial terbesar di dunia.

Visi Boeing untuk tahun 2016 adalah “People working together as one global company for Aerospace leadership” yang dapat diartikan sebagai tempat orang-orang untuk bekerja sama dalam sebuah perusahaan global untuk memimpin dunia penerbangan. Untuk mencapai visi tersebut, Boeing memiliki strategi-strategi yaitu menjalankan bisnis inti yang sehat, kekuatan leverage (kemampuan melakukan lebih banyak hal dengan sumber daya yang lebih sedikit) terhadap produk dan jasa baru serta membuka wilayah/pasar yang baru serta potensial.

Jet pertama yang diproduksi Boeing adalah 707 dibuat pada tahun 1958 yang merupakan terobosan besar dalam sejarah penerbangan komersial. Dengan bantuan dari pemerintah dalam pengembangan Boeing 707 diproduksi menjadi 2 jenis pesawat jet yaitu untuk kepentingan militer dan penerbangan komersial. Produksi 707 menguntungkan bagi Boeing dan hal tersebut dijadikan landasan dalam memeprtahankan model jet berlorong tunggal sempit berikutnya yaitu 727 dan 757.

Boeing 747 diperkenalkan pada tahun 1970. Perkembangan 747 dipertaruhkan oleh Boeing dengan menginvestasikan hampir seluruh total kekayaan Boeing dalam proyek 747 tersebut. Hal ini menjadikan Boeing berada di ambang kebangkrutan. Boeing melakukan penghematan dalam rangka menanggulangi resesi yang dibarengi dengan inefisiensi produk dan meningkatnya jumlah biaya.

Dalam jangka panjang, investasi besar-besaran Boeing terhadap 747-nya ternyata menuai keuntungan yang luar biasa dan memaksa pesaingnya yaitu Lockheed dan McDonnel Douglass tertinggal jauh dibelakang dan mulai keluar dari pasar.

Boeing mengembangkan model-model yang sukses di pasar kembali yaitu Boeing 737 pada tahun 1969, Boeing 757 pada tahun 1982, dan Boeing 767 pada tahun 1990-an. Kesemuanya itu menghasilkan keuntungan yang luar biasa bagi Boeing. Dan pada tahun 1995 Boeing mulai mengenalkan Boeing 777.

Pada tahun 1997, Boeing membeli McDonnell Douglas seharga USD 14 milyar sehingga menjadikan Boeing sebagai produsen pesawat terbang terbesar di dunia. Menyusul mergernya dengan McDonnell Douglass, Boeing masih memiliki saingan yang tersisa yaitu Airbus yang menguasai 45% pasar penjualan pesawat terbang komersial.

Kasus dimulai ketika Boeing mengerjakan proyek 777 yang merupakan proyek terbesar setelah proyek 747 dengan biaya pengembangan USD 6,3 milyar serta jumlah karyawan yang ditugaskan hampir 10.000 orang yang bekerja di pabrik Boeing di Everett dekat Seattle, Washington.

Posisi keuangan Boeing pada tahun 1990 sangatlah kuat, tetapi dalam pengembangan proyek 777 sangat beresiko. Resiko kegagalan dapat memicu irreversible define dan mengancam perusahaan Boeing dimasa depan.

Untuk mengelola resiko pabrik dalam mengembangkan pesawat baru yang baru pertama kali mendapat jumlah pesanan yang paling minimum dari operator penerbangan komersial di seluruh dunia, CEO Boeing Frank Schrontz diharapkan telah memperoleh setidaknya 100 insial order pemesanan Boeing 777 sebelum proyek pengembangan Boeing 777 dimulai sebagai akibat dari lemahnya kondisi keuangan Boeing dan semakin meningkatnya daya saing Airbus di pasaran pesawat jet komersial. Kasus ini berfokus pada upaya Condit (CEO Boeing setelah Schrontz) dalam keberhasilan pengembangan proyek Boeing 777, dampak pembuatannya serta terhadap peningkatan posisi kompetetif relatif terhadap saingan tunggalnya yaitu Airbus.

Dari awal, desain Boeing 777 cukup fleksibel untuk mengakomodasi turunan jetliners. Karena semua turunan dari model tertentu bersama pemeliharaan, framing, serta prosedur operasi, suku cadang dan komponen dikarenakan derivatif semacam itu memungkinkan operator jasa penerbangan melayani pelanggan dengan pasar yang berbeda dengan biaya yang lebih rendah.

Kunci efisiensi dari model 777 adalah sayapnya. Sayap 777 sangat panjang dan kurus sehingga cukup kuat untuk mendukung model pesawat yang jauh diperbesar. Boeing 777 adalah pesawat pertama yang dirancang sepenuhnya oleh komputer.

Catia adalah program komputer canggih Boeing yang dibeli dari Dasault Aviation Perancis yang merupakan produsen pesawat tempur. Sistem desain digal Catia memiliki 5 buah keuntungan yaitu menyediakan kepada para insinyur 100% visualisasi yang memungkinkan untuk diputar zoom dan untuk mengenali bagian geometris dalam rangka untuk menyoroti interferensi. Kedua, Catia diberi nilai numerik untuk setiap gambar pada layar, dengan demikian membantu insinyur dalam menemukan gambar-gambar yang berhubungan bagian-bagian dan komponen, menggabungkan mereka bersama-sama, dan memeriksa yang tidak kompatibel. Ketiga, untuk membantu pelanggan Boeing melayani 777, sistem desain simulasi komputer menciptakan sebuah figur manusia, Catia memainkan peran layanan yang masuk ke dalam gambar tiga dimensi dan menunjukkan para insinyur apakah bagian yang berguna dapat masuk dan diakses. Keempat, penggunaan 777 Catia oleh semua tim desain di AS, Jepang, Eropa, dan tempat lainnya sesaat memfasilitasi komunikasi antara Boeing dan subkontraktor dan memastikan sering pembaruan desain. Dan kelima, Catia menyediakan 777 perakitan pekerja dengan grafis yang ditingkatkan lewat narasi kerja yang mana instruksi mereka terima menunjukkan secara eksplisit di layar tentang apa yang harus mereka kerjakan.

Aspek tambahan dari program 777 ini adalah pemberdayaan pekerja di jalur perakitan. Manager pabrik mendorong para pekerja untuk bicara, memberikan saran dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Selain itu pekerja juga diberdayakan untuk membanding putusan yang dikeluarkan oleh manajemen.

Tim yang bertanggung jawab atas proyek 777 oleh sekelompok 5 wakil presiden yang dipimpin oleh Condit. Selama fase desain 777, lima orang wakil presiden bertemu secara teratur setiap selasa pagi dalam sebuah rapat kecil di markas perusahaan di Seattle, WA. Dari hasil itulah banyak pendapatan yang masuk dari layanan Boeing 777 karena banyaknya fitur yang dimasukkan dalam desain 777 sehingga memperoleh 3 pencapaian program yaitu interior pesawat, desain pesawat dan manufaktur pesawat.

Melihat kebelakang pada proyek 777 menjadikan Boeing sebagai produsen pesawat jet komersial yang paling berhasil. Ketika pertama kali diluncurkan pada 1995, penjualan Boeing 777 lebih banyak 2 kali lipat daripada penjulana MD11s yang disampaikan oleh McDonnell Douglas serta lebih besar dibandingkan penjualan gabungan antara Airbus A330s dan A340s. Sebuah survei pada maskapai penerbangan di Eropa  terhadap 6000 penumpang menunjukkan bahwa 3 dari 4 penumpang menyukai bepergian dengan menggunakan Boeing 777 daripada menggunakan Airbus A330s atau A340s.

2. Keadaan dan Peran Perusahaan Di Ekonomi Global.

Perusahaan Boeing memegang peranan yang sangat penting bagi industri pesawat terbang di ekonomi global. Bersama perusahaan pesaingnya, Airbus, Boeing memainkan duopoli dalam industri pembuatan pesawat jet komersial.

Peran besar boeing dalam pengembangan industri persawat komersial di dunia dapat dilihat dengan diciptakannya produk yang bersifat global dan digunakan hampir di seluruh dunia. Dalam memproduksi 777, Boeing bekerja sama dengan 12 perusahaan internasional yang berlokasi di 12 negara, dan 18 perusahaan AS yang berada di 12 negara bagian. Di antara perusahaan pemasok asing ada yang berada  di Jepang, Britania, Australia, Italia, Korea, Brasil, Singapura, dan Irlandia; di antaranya  subkontraktor utama dari AS yaitu perusahaan Grumman Rockwell (kemudian bergabung dengan Boeing), Honeywell, United Technologies, Bendix dan korporasi Sunstrand. Dari semua yang berpartisipasi, Jepang memegang peranan terbesar. Boeing menggunakan subkontraktor global sebagai salah satu alat pemasaran juga.

Program 777 dari Boeing merupakan sebuah proyek besar setelah selesainya proyek 747. Total biaya pengembangan 777 diperkirakan sekitar $ 6,3 miliar dan jumlah karyawan yang ditugaskan untuk proyek ini mencapai hampir 10.000 orang. Keputusan untuk mengembangkan proyek 777 didasarkan pada perkiraan kebutuhan pasar akan penerbangan di masa depan. 777 merupakan pesawat jet Boeing pertama yang sepenuhnya diciptakan dengan komputer. Secara historis, Boeing sebagai sebuah pesawat baru dirancang dengan dua cara: gambaran di kertas dan pemodelan dengan ukuran sebenarnya yang disebut mock-up. Penggambaran di kertas bersifat dua dimensi dan karena itu tidak cukup untuk menjelaskan pembangunan kompleks tiga dimensi pesawat.
Boeing 777 dibangun dengan Catia (Computer aided three dimensional, interactive application), sebuah program komputer canggih yang dibeli dari Dassault Aviation, perusahaan perancang pesawat tempur asal Perancis. IBM meningkatkan program untuk dapat memanipulasi gambar dengan baik, menyediakan Boeing delapan komputer mainframe terbesar, dan menghubungkan komputer mainframe ke 2.200 terminal yang mendistribusikan bagian dari Boeing 777 di antara tim. Program menunjukkan layar bagaimana bagian dan komponen bekerja bersama sebelum proses manufaktur sebenarnya ditempatkan pada posisinya.

Beberapa hal terbaik dari Boeing 777 yang menginspirasi akan rancangan pesawat komersial yang ada di pasaran adalah :

a.         Konfigurasi yang fleksibel

Boeing 777 menawarkan fleksibilitas konfigurasi yang telah disempurnakan. Pada tahun 1992, Pada tahun 1992, the Industrial Design Society of America memberikan Boeing sebuah penghargaan untuk pembangunan kabin penumpangg 777, menghargai interior pesawat untuk pertama kalinya.

b.         Design Digital

Catia membantu insinyur mengidentifikasi lebih dari 10.000 gangguan yang tidak terdeteksi hingga perakitan, atau sampai sesudah dikirimkan. Mengurangi kebutuhan untuk merekayasa ulang, merencanakan ulang, memperbaruhi dan mempermudah proses penyesuaian, upaya inovatif Boeing diakui lagi. Pada tahun 1993, Lembaga Smithsonian menganugerahkan Boeing 777 dengan penghargaan tahunan Computerworld untuk kategori manufaktur.

c.         Pemberdayaan

Para pekerja perakitan Boeing 777 mengungkapkan tingkat tinggi kepuasan kerja di bawah program baru. Sekarang pekerja pabrik diperlakukan lebih baik dan dimotivasi untuk mengungkapkan gagasan. Seorang juru bicara serikat pekerja melaporkan bahwa di bawah program 777, manajer cenderung untuk menanggapi masalah sebagai kesempatan untuk belajar dari kesalahan daripada harus saling menyalahkan. Perwakilan serikat pekerja menambahkan, di bawah program 777, manajer lebih menghargai hak-hak pekerja melalui kesepakatan tawar-menawar.

3. Fitur Yang Digunakan Dalam Hal Dukungan Teknologi dan Implementasi Knowledge Management.

Boeing menerapkan teknologi dan manajerial yang mana desain, manufaktur, perakitan, perevitalisasian sistem produksi rekayasa peawat terbang sudah ketinggalan zaman, dan memperbarui manufaktur Boeing sehingga tahan panas dan bisa  mentolerir suhu hingga 3,000 derajat yang digunakan oleh para pembuat mesin dalam rangka revolusi pembuatan mesin avionik. Meningkatkan penggunaan semikonduktor oleh produsen pesawat, memfasilitasi miniaturisasi dari kokpit, instrumen, dan lebih penting, meningkatkan penggunaan komputer untuk komunikasi pesawat.

Penggunaan komputer berkontribusi sebagai tambahan untuk desain, pembuatan dan perakitan pesawat model baru. Dengan sayap yang cukup besar untuk mendukung pesawat membentang dengan lebih besar, design mesin menawarkan  berbagai modifikasi lain dalam desain dasar 747. Sistem manajemen dek penerbangan yang disesuaikan suhu kabin, menguasai sistem alamat publik, dan dipantau dalam hal persediaan makanan dan minuman, konfigurasi interior (rencana tata letak) dari pesawat. Untuk dapat mengkonfigurasi ulang pesawat dengan cepat untuk pasar yang berbeda dari berbagai rentang perjalanan dan penumpang.

Pada pesawat jet komersial yang standar, toilet dan bar semua dilepas di masa lalu, tetapi terbatas pada posisi tetap dimana struktur lantai utama diperkuat untuk mengakomodasi beban yang berat. Sebaliknya perbaharuan desain pada komponen seperti kapal dan toilet dapat diposisikan di mana saja dalam beberapa rancangan ke dalam kabin oleh upaya bersama Boeing dan insinyur. Demikian pula, rancangan fleksibel 777 memungkinkan operator untuk meningkatkan jumlah kursi kombinasi serta mengkonfigurasi ulang pengaturan tempat duduk dengan cepat. Menghasilkan konfigurasi yang fleksibel, pada gilirannya penghematan yang cukup besar; maskapai tidak lagi diperlukan untuk mengambil interior pesawat dari layanan untuk jangka waktu tertentu dalam rangka untuk melakukan konfigurasi ulang interior Boeing memperkenalkan bersama desain kokpit pesawat 747/777 yang memungkinkan para pelanggan untuk menggunakan satu pilot untuk kedua jenis pesawat sebagai penghematan biaya yang signifikan.  Selain mendesak maskapai penerbangan Boeing untuk meningkatkan penggunaan avionik untuk hiburan dalam penerbangan sebagai akibatnya kabin dilengkapi fasilitas hiburan yang terkomputerisasi  keseluruhannya. Penggunaan gabungan komputer dan monitor video yang fitur film, program video, dan permainan komputer  interaktif. Penumpang juga disediakan sistem suara digital sebanding dengan home stereo paling maju yang tersedia, Dan Sekitar 40 persen dari total 777 kapasitas komputer dicadangkan untuk penumpang di cabin.

Boeing 777 adalah yang pertama terbang dengan kabel pesawat FBW. Pesawat dikendalikan oleh perintah pilot pemancar ke permukaan dan dapat dipindah-pindahkan (kemudi, flaps, dll) secara elektrik, bukan secara mekanis. Artistik dalam Boeing 777 sebagian untuk memuaskan para pelanggan maskapai penerbangan, dan sebagian dalam menunjukkan kepemimpinan dalam teknologi penerbangan.

Kunci efisiensi 777 desain adalah sayap. Yang pertama 777 adalah pesawat jet Boeing yang dirancang sepenuhnya oleh komputer, pesawat baru yang dirancang dalam dua cara: kertas gambar dan ukuran penuh model yang disebut mock-up. Kertas gambar dua dimensi dan karena itu tidak cukup untuk menjelaskan pembangunan kompleks.  Tiga dimensi pesawat penuh mock-up menjadi solusi sebagai cadangan untuk gambar.  Desain. Komputer digunakan dengan sukses dalam pembuatan mobil, konstruksi bangunan, mesin produksi dan beberapa industri lain. Penerapannya pada pembuatan pesawat komersial di Amerika Serikat dan di Eropa, insinyur desain digital mencatat “keuntungan besar” dari aplikasi komputer tersebut.

Dengan mock-up, memiliki tiga keunggulan pada tiga tingkat detail untuk memeriksa bagian dan tidak ada di antara keduanya. Dengan Catia (Computer aided tiga dimensi, interaktif ) berguna dalam pengembangan pesawat.

French Catia adalah sebuah program komputer yang canggih Boeing dibeli dari Dassault Aviation, Perancis meningkatkan program untuk meningkatkan manipulasi gambar, disediakan Boeing yaitu computer dalam delapan dari komputer mainframe terbesar, dan menghubungkan komputer mainframe ke 2.200  terminal yang didistribusikan.program perangkat lunak pada layar persis bagaimana dan komponen bagian cocok bersama sebelum proses manufaktur sebenarnya mengambil tempat Catia diberi nilai numerik untuk setiap gambar pada layar dengan demikian membantu insinyur menemukan gambar-gambar yang berhubungan bagian-bagian dan komponen, menggabungkan mereka bersama-sama, dan memeriksa yang tidak kompatibel.

Dari kesimpulan dalam penggunaan fitur yang digunakan oleh boeing yaitu tidak hanya tertuju pada perbaikan desain pesawat tetapi juga pada perbaikan dan pengembangan teknologi pada pesawat yang dirancang dan menunjukkan perkembangan teknologi yang signifikan pada perusahaan Boeing.

Fitur yang digunakan dalam hal dukungan teknologi dan implementasi Knowledge Management antara lain sebagai berikut:

Tim Perancangan Desain atau Design-Build Team (DBT) melalui Catia.

Dalam project Boeing Program 777, sekitar 30 tim tingkatan atas dan lebih dari 230 tim perancangan desain dari level di bawahnya bekerja secara bersama-sama. Semua anggota tim saling terhubung melalui Catia (Computer Aided Three dimensional Interactive Application).

Budaya dan Pemberdayaan Karyawaan.

Salah satu aspek implementasi dalam hal Knowledge Management pada Boeing adalah Pemberdayaan Karyawan dengan budaya kerja Open Management atau Manajemen Terbuka. Para manajer Boeing selalu memotivasi para pekerjanya dari semua tingkatan agar berani berbicara, menyampaikan pendapat atau saran, serta ikut berperan dalam pengambilan keputusan.

Gaya Kepemimpinan dan Manajemen.

Selama tahap perancangan 777, Para pimpinan Boeing mengadakan pertemuan setiap minggunya yang disebut ”Muffin Meeting”. Dalam pertemuan ini tidak ada susunan agenda, pembatasan waktu, ataupun pemungutan suara. Pertemuan ini diadakan untuk mendiskusikan masalah project 777 dengan dipimpin oleh Condit sendiri secara informal, dan mempersilakan setiap pimpinan untuk  mengungkapkan ide masing-masing. Dengan gaya santai dan saling terbuka antar pimpinan seperti ini, Condit percaya bahwa semangat kerja dapat meningkat sehingga dapat meningkatkan pula produktifitas kerja.

Tags: