Membaiknya sektor pariwisata memberi angin segar ke bisnis jasa travel. Bahkan, usaha penyedia jasa perjalanan itu kini sudah mengunakan sistem franchise (waralaba) untuk strategi ekspansi. Dengan sistem ini, jaringan usaha semakin berkembang sementara biaya investasi bisa ditekan.

Salah satu biro jasa travel yang mempersiapkan ekspansi dengan sistem franchise adalah Cipaganti Group. “Kami membuka peluang bagi masyarakat yang memiliki modal cukup untuk bergabung dengan kami mengembangkan bisnis travel,” ujar Presiden Direktur Cipaganti Group Andianto Setiabudi pada pembukaan kantor cabang di Surabaya kemarin.

Andianto menjelaskan, biro jasa travel yang dipimpinnya saat ini sedang gencar menambah kantor cabang. Anak usaha yang bergerak di bidang transportasi Cipaganti Otojasa misalnya, akan membuka empat cabang baru di Surabaya, Malang, Jember, dan Denpasar. “Empat kota tersebut merupakan titik paling padat pelanggan baik untuk travel maupun shuttle,” ujar Andianto. Dengan penambahan itu, Cipaganti Otojasa yang banyak beroperasi di Jawa Barat dan Jabodetabek itu kini mempunyai 43 cabang di seluruh Indonesia. ”Ke depan, potensi pariwisata di Jatim dan Bali akan semakin bagus. Oleh karena itu, perlu didukung sarana transportasi yang menunjang,” katanya.

Dikatakan, dana investasi yang dikucurkan untuk penambahan empat travel tersebut senilai Rp 10 miliar, termasuk gedung dan 30 unit mobil. Saat ini Cipaganti Otojasa sudah mempunyai 1.200 armada yang digunakan untuk berbagai jenis pelayanan terpadu, rental car, antar-jemput penumpang dari dan ke tempat tujuan (door to door), dari terminal/pool ke tempat tujuan (pool to door) dan shuttle service dari pool to pool, pengiriman dokumen, paket dan kargo, serta bus pariwisata. ”Market share kami sebesar 60 persen dari seluruh travel yang ada di Jabodetabek,” lanjut Andianto.

Direktur Cipaganti Otojasa Travel Tommy Teguh Susetio menambahkan, target omzet tahun depan bisa mencapai Rp 1 triliun. “Tahun ini omzet mencapai Rp 350-400 miliar,” ungkapnya

Mengenai paket waralaba yang disiapkan, Tommy menjelaskan, bagi peminat franchise (franchisee) yang mempunyai modal setidaknya Rp 500 juta bisa mengembangkan bisnis ini. Tapi tidak sembarangan juga. Sebab pihaknya tetap akan melihat lokasi yang tepat dengan berbagai pertimbangan lainnya. Nilai investasinya juga bergantung pada outlet yang dikelola, termasuk bagaimana business plan para franchisee. ”Ini juga demi kemajuan Cipaganti,” katanya.

Tommy mengatakan, para franchisee tersebut akan dievaluasi. Oleh karena itu, pihaknya akan memberi hak untuk mengelola franchise ini setidaknya dalam kurun waktu 1-1,5 tahun.

Sumber: http://indocashregister.com/2009/12/29/jasa-travel-mulai-dikembangkan-dengan-sistem-franchise-waralaba/

Pembahasan:

Bisnis travel merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan sekarang ini. Tidak hanya di kota-kota sibuk seperti Jakarta ataupun Bandung, tetapi juga di beberapa kota wisata seperti Sutabaya dan Denpasar, menyusul membaiknya sector pariwisata di Indonesia.

Berdasarkan fakta tersebut, para penyedia jasa travel mulai memperluas jaringan usahanya dengan sistem waralaba. Salah satunya adalah Cipaganti Group. Sudut pandang KM pada kasus ini dapat dilihat pada keputusan Cipaganti Group untuk membagi Knowledge nya dalam menjalankan bisnis travel dan shuttle kepada para franchisee yang membeli hak untuk mengembangkan bisnis ini.

Tags:

No Comments »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL

Leave a comment